BOOKING TIKET PESAWAT

Berkeliling kota Surabaya dengan Bus Kota

Berkeliling kota Surabaya dengan Bus Kota. Info sangat penting tentang Berkeliling kota Surabaya dengan Bus Kota. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Berkeliling kota Surabaya dengan Bus Kota

Berkeliling kota Surabaya dengan Bus Kota
Penerbangan
Saya memang sudah lama banget sekali berteman dengan si Joko itu. Karena sejak kecil kami memang bertetangga di kawasan Prokimal – Lampung Utara. Orangnya lucu dan konyol. Kami lebih suka memanggilnya dengan nama Jokir. Itu untuk membedakan panggilan dengan mas Joko yang kakak kandung saya itu. Jokir itu maksudnya Joko anaknya pak Kirmantoro. Gitu. Sudah lebih dari 15 tahun kami berpisah. Dia bekerja di Surabaya dan saya ke Pulau Bunyu, Kalimantan Timur. Meskipun begitu kami sering berhubungan, apa lagi sejak ponsel sudah bebas di pasaran. Saya teringat cerita tiga tahun yang lalu saat saya datang ke rumahnya di Surabaya. Saya berada di kota itu selama 4 hari. Di Surabaya, selain Jokir, saya juga bertemu dengan teman-teman ex Prokimal yang lain. Ada Heri, mas Goteng, mbak Miko, dan Yeti yang juga teman akrab saya semasa di Prokimal. Saya tidur di rumah Jokir dan Heri. Hari pertama dan kedua di rumah Heri, hari ketiga dan keempat di rumah Jokir. Dan tentu saja 4 hari itu jadi reuni yang cukup heboh. Saya sempat dikenalkan pada Hasbi, teman kerja Jokir dan Heri yang berasal dari Kendari. Sekarang ini mereka bertiga bekerja di Citra Land Surabaya. Tentang si Hasbi ini, Jokir secara berolok-olok bercerita tentang pengalaman Hasbi saat pertama kali diajak jalan-jalan keliling Surabaya. Ceritanya mereka berkeliling dengan bis kota. Saat itu kebetulan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Untung aja mereka masih dalam bis kota. Tapi mungkin karena bis kota yang ditumpangi usianya sudah cukup tua, ada beberapa bagian atapnya yang bocor. Demikian juga atap diatas mereka. "Diamput..! ", Jokir mengeluarkan makian khas Suroboyo sambil menepis tetesan air hujan yang jatuh di pundaknya. Melihat itu, Hasbi yang juga kejatuhan tetesan air hujan dari atap bis berkata pada Jokir, "Saya juga diamput, Jok". Mendengar cerita itu kontan saya tertawa terbahak-bahak. Saya tahu itu cerita karangan si Jokir aja. Coba bayangin kalau cerita itu benar-benar terjadi. Memangnya diamput itu artinya lagi ketetesan air hujan. Pasti penumpang bis yang lain bakal bingung mendengar apa yang dikatakan si Hasbi. Tapi gaya Jokir bercerita memang selalu bikin orang jadi tertawa ngakak. Saya jadi kepingin kumpul-kumpul lagi dengan mereka. "Bunyi apaan sih itu?", Keken membatin sambil tetap pejamkan matanya. Koq bunyi terus? Pasti dari jam beker. Keken balikkan tubuhnya. Nah, betul kan. Dengan malas digapainya jam beker itu. Jam 09.30. "Ngapain sih aku nyetel jam segini?", membatin lagi. Setelah mematikan deringnya, lalu kedua mata itu terpejam lagi. Sementara gerak reflek tangannya mencari-cari selimut. Ndak ketemu. Pasti sudah jatuh ke lantai. Rasanya belum lama tertidur lagi, telinga Keken yang lagi malas dengarin apa-apa jadi terjaga saat sayup-sayup ada suara yang memanggil namanya. Rasanya suara itu dari balik pintu. "Hooii...Ken, kamu masih hidup atau sudah mati..?!!". Busyet, itu nanya atau ngajak berantem. Sekarang kepala Keken sudah ada dibawah bantal. Jadi pingin pindah ke puncak Himalaya aja. Supaya ndak ada yang gangguin kalau lagi tidur. "Keken, buka pintunya dong. Cepetan. Mau ambil gitarku nih. Ada latihan folk hari ini. Bisa terlambat nanti!". Lalu ada ketukkan berulang-ulang pada pintu. Diketuk atau digedor ya? Suaranya keras banget. Cukup untuk membuat Keken jadi terloncat dari tempat tidur. Saat membuka pintu, terlihat Anis berdiri sambil merengut. Langsung menerobos masuk. Ambil gitar yang tersandar di samping lemari. Lalu memandangi Keken yang masih mengucek-ucek mata. "Tadi malam sampai jam berapa chatting sama si ceking? Ini sudah hampir jam 10. Katanya mau ngantar paket ke kantor pos", Anis mulai ngomel. "Kantor pos? Ya ampun! Pantas aja jam beker itu teriak-teriak", Keken langsung ambil handuk dan perlengkapan mandinya. Langsung terbang ke kamar mandi. "Dasar cewek geblek". Sambil geleng-geleng kepala Anis segera meninggalkan kamar yang selalu berantakan itu.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger