Energi. Kalimantan Timur. Lampung Utara. "Tren kebutuhan minyak dunia akan terus meningkat, karena itu saya rasa dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan harga minyak akan mampu mencapai 100 dolar AS per barel. Ini bisa jadi ancaman buat Indonesia," ujar dia. Saat ini, Effendi memperhitungkan bahwa produksi minyak Indonesia mencapai 920.000 barel per hari. Jumlah produksi tersebut telah mengalami penurunan sekitar 50 persen hanya dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. Celakanya lagi jumlah tersebut masih harus dipotong untuk bagi hasil dengan perusahaan-perusahaan minyak asing dan untuk "cost recovery" (biaya pemulihan), sehingga tidak mengherankan 85 persen produksi minyak Indonesia saat ini dikuasai oleh pemodal asing. "Dari sembilan ratusan ribu barel per hari itu 50 persen dibawa keluar negeri. Kan sebagian besarnya memang milik asing," katanya. Mantan anggota DPD, Marwan Batubara menjelaskan hal yang hampir sama bahwa di tahun 2007 lalu produksi minyak mentah Indonesia mencapai 348 juta barel, dimana 135 juta barel telah diekspor sebagai tambahan devisa. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan di dalam negeri, pemerintah mengimpor minyak mentah sebanyak 118 juta barel dan bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 140 juta barel. Kebutuhan Dalam Negeri Saat ini kebutuhan minyak mentah di dalam negeri mencapai 1,4 juta barel per hari. Dengan produksi yang hanya mencapai 920.000 barel per hari, dan kebutuhan ekspor 50 persen dari produksi, maka defisit minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri mencapai sekitar 900.000 barel per hari. Saat Effendi Siradjuddin menegaskan bahwa Indonesia akan mengimpor minyak mentah sebanyak tiga juta barel per hari, secara sederhana ia memperhitungkan peningkatan kebutuhan minyak di dalam negeri tersebut berdasarkan pada pertumbuhan otomotif di dalam negeri. Dengan mengambil angka rata-rata dari penjualan kendaraan bermotor di tanah air yakni 500.000 unit per tahun untuk mobil dan 5.000.000 unit untuk sepeda motor per tahun, kebutuhan minyak mentah dipastikan melonjak tajam bersamaan peningkatan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk transportasi. "Tidak perlu dihitung untuk industri atau yang lainnya, karena untuk transportasi saja kebutuhannya 70 persen," ujar dia. Ketergantungan akan energi fosil di tanah air, menurut dia, akan terus berlanjut. Hingga tahun 2025, ketergantungan tersebut masih akan mencapai 75 persen, sedangkan energi alternatif baru akan menutupi 25 persen dari kebutuhan. Sebagai gambaran, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah mencatat bahwa penjualan mobil di tahun 2008 lalu menembus angka 640.000 unit. Maka hingga bulan Oktober 2009 penjualan mobil telah menembus angka 38.000 unit.
Hidroponik: Cara menanam lombok / cabai dengan mudah, 3 bulan panen
-
Video: Hidroponik: Cara menanam lombok / cabai dengan mudah, 3 bulan panen
| TV Kampung.
8 tahun yang lalu