Kampanye. Pulau Bunyu Kalimantan Timur. Alasannya, menurut Tjipta, terjadi intervensi dalam keputusan-keputusan KPU. Bahkan apa yang sudah menjadi keputusan akhirnya diubah karena ada intervensi. Yaitu penghapusan sesi tanya-jawab antar-capres secara langsung tanpa melalui moderator. Akibatnya, acara itu cuma paparan misi dan visi para capres.
Dalam kampanye, para kandidat saling serang, bahkan bisa sangat galak. Namun, saat berhadapan langsung, sikap keras itu hilang. Itu cermin bahwa mereka hanya jago kandang. Mereka hanya berani bicara di habitatnya. "Tapi, saat berhadapan, mereka ngeper," ujar Tjipta.
Terlepas dari semua itu, SBY terlihat lebih siap dalam debat tersebut. Tjipta menilai, penampilan SBY lebih bagus dibandingkan dengan JK dan Mega. Jawaban SBY mantap dan seolah-olah semua pertanyaan sudah dia ketahui. Sedangkan JK dan Mega mengambang, tidak fokus.
JK terjebak oleh rasa takut, sungkan, ada tenggang rasa. Kultur Bugisnya hilang. Beberapa kali JK menyatakan sependapat dengan SBY. "Mestinya, yang namanya debat itu selalu pro-kontra," Tjipta Lesmana menegaskan.
Dengan debat berformat seperti itu, menurut Andi Mallarangeng, memang tidak bisa dihindari keseragaman jawaban. "Ya, masak kalau pertanyaan tentang pemberantasan korupsi, ada capres yang nggak setuju, kan nggak mungkinlah," kata juru bicara Presiden SBY yang juga fungsionaris Partai Demokrat itu.
Meskipun jawabannya hampir sama, menurut Andi, SBY punya nilai lebih. "Nggak hanya pemaparannya yang penting, tapi yang jelas Pak SBY membuktikan siapa yang selama ini sudah melakukan," ujar Andi. Ia menolak penilaian bahwa mantapnya jawaban SBY itu karena sudah mendapatkan bocoran soal.
Menurut dia, SBY dipasok data dari berbagai kementerian, kejaksaan, dan kepolisian, terutama terkait dengan topik tata kelola pemerintahan yang baik. Itulah sebabnya, SBY tampak paling siap dengan jawaban dalam debat tersebut. "Itu siap, bukan berarti sudah mendapat bocoran dari panitia," kata Andi.
Sedangkan tim sukses Mega-Prabowo tidak memasalahkan format cerdas cermat itu. "Yang kami rapatkan di KPU sebelumnya hanya tata letak panggung dan penyampaian moderator," kata Arif Wibowo, salah satu anggota tim sukses Mega-Prabowo. Dia tidak hirau dengan model debat cerdas cermat itu. "Debat ini ditonton segala lapisan masyarakat. Mungkin ada lapisan masyarakat yang belum siap dengan debat yang lebih dinamis," tutur Arif.
Apa pun, debat kandidat presiden dan wakil presiden yang diselenggarakan KPU kali ini tampaknya belum bisa memenuhi harapan sebagian masyakarat. Padahal, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Anggota KPU, I Gusti Putu Artha, mengatakan bahwa biaya pelaksanaan debat itu mencapai Rp 750 juta.
Hidroponik: Cara menanam lombok / cabai dengan mudah, 3 bulan panen
-
Video: Hidroponik: Cara menanam lombok / cabai dengan mudah, 3 bulan panen
| TV Kampung.
8 tahun yang lalu